Selasa, 06 Oktober 2015

Ekosistem Laut Tropis Gili Petagan

Perairan Gili Petagan, Lombok Timur
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di sekitar garis khatulistiwa menjadikannya kaya akan keanekaragaman hayati. Terkena cahaya matahari hampir sepanjang tahun membuat Indonesia masuk ke dalam kategori iklim tropis, demikian pula dengan kondisi perairannya. Laut tropis memiliki karakter yang khas yaitu :
  1. Keanekaragaman organisme yang tinggi
  2. Suhu relatif hangat sepanjang tahun
  3. Sumber makanan, mineral, dan hasil laut lain yang tinggi 

Kesatuan ekosistem laut tropis terdiri dari beberapa ekosistem yaitu mangrove, lamun, dan terumbu/koral. Tiga ekosistem ini sangat berkaitan dan mempunyai hubungan satu sama lain membentuk suatu interaksi. Namun di alam, tidak semua ekosistem laut tropis memiliki ketiga komponen ekosistem penyusunnya secara lengkap.

Ribuan pulau yang ada di Indonesia memiliki keunikannya masing-masing sesuai dengan lingkungan yang membentuknya. Gili Petagan merupakan salah satu pulau kecil di Lombok dan merupakan bagian dari Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Rinjani Timur. Pulau kecil ini merupakan sebuah representasi ekosistem laut tropis yang lengkap karena memiliki tiga ekosistem penyusunnya. Gili Petagan seluas ± 50 hektar didominasi hutan mangrove di salah satu sisinya dan beberapa pohon pantai yang hidup di dalamnya serta memiliki komunitas padang lamun dan terumbu karang di sekitar pulau kecil ini.
Tiga komponen ekosistem yang ada di Gili Petagan membentuk suatu interaksi laut tropis yang saling berhubungan dan bergantung satu sama lain.
      
  • Mangrove dapat tumbuh dengan baik pada daerah yang terlindung dari pengaruh ombak dan arus yang kuat. Fungsi padang lamun dan terumbu karang antara lain adalah sebagai penahan ombak dan arus sehingga pertumbuhan mangrove tetap terjaga.
Komunitas Lamun Gili Petagan
  • Hutan mangrove memiliki sedimen yang besar namun struktur perakarannya dapat berfungsi sebagai filter untuk jernihnya perairan laut. Sedimen yang ada di perairan dapat menyebabkan penetrasi cahaya kurang sehingga laju fotosintesis berkurang pula. Hal ini akan mempengaruhi persebaran dan kelimpahan lamun serta terumbu karang baik secara vertikal maupun horizontal.
  • Partikel organik yang muncul dari seresah lamun dan mangrove dapat mempengaruhi laju pertumbuhan terumbu karang. Jika partikel organik di perairan  tinggi maka akan menghambat laju fotosintesis yang terjadi. Partikel organik merupakan makanan bagi biota perairan seperti filter feeder dan detritus feeder.
  • Keberadaan nutrien sangat penting bagi produsen primer untuk melakukan fotosintesis. Nutrien berasal dari batuan/ seresah tumbuhan dan organisme yang mati dan didekomposisi oleh bakteri menjadi zat anorganik yang diserap oleh produsen primer.
Keunikan dan kekayaan Gili Petagan merupakan suatu potensi besar yang bisa dikembangkan baik untuk kesejahteraan masyarakat bersama KPHL Rinjani Timur maupun dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan melalui penelitian. (JJ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar