oleh : St. Hardiyanti (Diyan)
Pertemuan antara pihak CV. Agro dengan anggota HKm Dongo Baru yang difasilitasi oleh KPHL Rinjani Timur dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 23 Juli 2016 di salah satu rumah anggota
HKm Dongo Baru di Desa Sapit, Kecamatan Suela, Lombok Timur. Kedua pihak tersebut berencana untuk melakukan kerjasama dalam mengembangkan tanaman serai wangi di dalam areal perijinan Hutan Kemasyarakatan (HKm). Kegiatan ini dihadiri sekitar 15-20 orang yang terdiri dari anggota HKm Dongo Baru, perwakilan CV. Agro, KPHL Rinjani Timur, dan mahsiswa PKL.
Kegiatan pertemuan tersebut dibuka oleh Bapak Hilal selaku ketua umum HKm Dongo Baru. Dalam pembukaanya, Bapak Hilal mengingatkan kembali hasil dari pertemuan yang telah dilakukan sebelumya terkait kerja sama yang akan dilakukan dengan pihak CV. Agro untuk melakukan penanaman serai wangi dan kemudian dilanjutkan dengan pengenalan awal tentang KPH. Pengenalan tentang KPH dimaksudkan untuk memberikan gambaran umum terkait dengan apa itu KPHL Rinjani timur, apa saja yang menjadi tugas dan fungsi KPH, wilayah kelola dari KPHL Rinjani timur, serta mengapa kerja sama ini harus mengikutkan KPH. Selanjutnya, proses kegiatan berlanjut kepada penyampaian beberapa hal oleh pihak CV Agro.
Kegiatan pertemuan tersebut dibuka oleh Bapak Hilal selaku ketua umum HKm Dongo Baru. Dalam pembukaanya, Bapak Hilal mengingatkan kembali hasil dari pertemuan yang telah dilakukan sebelumya terkait kerja sama yang akan dilakukan dengan pihak CV. Agro untuk melakukan penanaman serai wangi dan kemudian dilanjutkan dengan pengenalan awal tentang KPH. Pengenalan tentang KPH dimaksudkan untuk memberikan gambaran umum terkait dengan apa itu KPHL Rinjani timur, apa saja yang menjadi tugas dan fungsi KPH, wilayah kelola dari KPHL Rinjani timur, serta mengapa kerja sama ini harus mengikutkan KPH. Selanjutnya, proses kegiatan berlanjut kepada penyampaian beberapa hal oleh pihak CV Agro.
Pertemuan antara HKm Dongo Baru dan CV. Agro yang difasilitasi oleh KPHL Rinjani Timur di Desa Sapit, Kecamatan Suela, Kabupaten Lombok Timur |
Dalam peyampaianya, CV. Agro merasa penting
untuk menyampaikan kepada HKm yang akan menjadi mitra kerjasama mengenai apa saja kegunaan
dari serai wangi, potensinya dipasaran, serta
kemudahan dalam penanaman dan perawatanya. Singkat kata, CV. Agro
menjelaskan bahwa manfaat dari serai wangi antara lain dapat dijadikan sebagai
bahan dasar pembuatan obat nyamuk, minyak atsiri, minyak oles serta produk
lainya. Selain itu, potensi serai wangi di pasaran sangat terbuka. Berdasarkan
data dari badan pusat statistik (BPS) tahun 2013-2014 diketahui bahwa Indonesia merupakan
Negara penghasil minyak serai ke-3 di dunia setelah Cina dan Vietnam dengan
total produksi 300 ton/tahun, dimana kebutuhan minyak sereh di dunia mencapai 2.500 ton/tahun. Data
tesebut dapat menggambarkan bahwa kebutuhan akan minyak serai masih sangat tinggi dipasaran sehingga cukup menguntungkan untuk dikembangkan. Terlebih lagi budidaya serai wangi cukup mudah dalam perawatan, tidak memerlukan tenaga yang besar dan waktu yang
banyak.
Kondisi lahan HKm |
CV. Agro yang telah melakukan survey kondisi lahan sebelumnya juga menjelaskan mengenai kondisi lahan yang terdapat di desa Sapit dengan
kemiringan kurang dari 30% dan semakin ke atas kondisi lahan semakin landai. CV. Agro mengasumsikan jika dalam 1 ha lahan dilakukan penanaman dengan kondisi
lahan dan penutupan lahan yang relatif tidak terlalu rapat, sekitar 20.000 bibit tanaman serai dapat ditanam,
dimana untuk satu kali penanaman bibit serai dapat bertahan sampai 3
tahun. Pada tahun pertama penanaman dapat dilakukan pemanenan sebanyak 3 kali dalam setahun dimana
6 bulan pertama sekali panen terhitung dari mulai penanaman sedangkan 6 bulan ke 2
dapat dipanen 2 kali sehingga total panen pada tahun pertama sebanyak 3 kali. Akan tetapi, untuk tahun ke
2 dan ke 3 pemanenan dapat dilakukan sebanyak 3-4 kali bergantung dengan kondisi cuaca. Jika dalam 1 tahun
curah hujan tinggi dan rutin maka
produksi serai dalam satu rimpangnya dapat mencapai 3-4 kg, tetapi jika kering
perkepanjangan maka produksi serai wangi dalam satu kali panen hanya mencapai
2-3 kg per rimpang.
CV. Agro juga menyampaikan perhitungan ekonomi (analisis kelayakan usaha) dari kegiatan kerjasama jika memang kesepakatan kerjasama antara kedua belah pihak telah tercapai, dimana untuk tahun pertama penanaman dengan asumsi jika 1 rimpang memiliki berat 1 kg, penanaman pada areal seluas 1 ha dapat menghasilkan 20 ton dengan harga Rp 100/kg, maka untuk lahan tersebut dapat menghasilkan 6 juta/tahun. Sedangkan untuk tahun ke 2 dan ke 3 dengan asumsi berat satu rimpung mencapai 3-4 kg maka didapatkan hasil 12 juta/tahun atau bahkan bisa lebih dari itu tergantung dari keadaan cuaca (hujan). Selain itu, jumlah pendapatan tersebut merupakan pendapatan bersih dari petani karena untuk bibit serai wangi telah disediakan oleh pihak CV. Agro. Saat panen tiba, petani hanya mengambil dan mengumpulkan hasil panen di lahan masing - masing dan pihak CV akan langsung menimbang hasilnya langsung di lahan petani sehingga biaya angkut ditanggung oleh pihak CV. Selain itu, pihak CV juga menyampaikan bahwa jika kerjasama benar-benar terjadi maka pihak CV akan dapat langsung menyediakan atau membangun mesin destilasi pada desa tersebut dengan jumlah mesin sebanyak 2-3 unit tergantung dari ketersediaan bahan baku.
CV. Agro juga menyampaikan perhitungan ekonomi (analisis kelayakan usaha) dari kegiatan kerjasama jika memang kesepakatan kerjasama antara kedua belah pihak telah tercapai, dimana untuk tahun pertama penanaman dengan asumsi jika 1 rimpang memiliki berat 1 kg, penanaman pada areal seluas 1 ha dapat menghasilkan 20 ton dengan harga Rp 100/kg, maka untuk lahan tersebut dapat menghasilkan 6 juta/tahun. Sedangkan untuk tahun ke 2 dan ke 3 dengan asumsi berat satu rimpung mencapai 3-4 kg maka didapatkan hasil 12 juta/tahun atau bahkan bisa lebih dari itu tergantung dari keadaan cuaca (hujan). Selain itu, jumlah pendapatan tersebut merupakan pendapatan bersih dari petani karena untuk bibit serai wangi telah disediakan oleh pihak CV. Agro. Saat panen tiba, petani hanya mengambil dan mengumpulkan hasil panen di lahan masing - masing dan pihak CV akan langsung menimbang hasilnya langsung di lahan petani sehingga biaya angkut ditanggung oleh pihak CV. Selain itu, pihak CV juga menyampaikan bahwa jika kerjasama benar-benar terjadi maka pihak CV akan dapat langsung menyediakan atau membangun mesin destilasi pada desa tersebut dengan jumlah mesin sebanyak 2-3 unit tergantung dari ketersediaan bahan baku.
Setelah pemaparan, pihak CV. Agro
mempersilahkan masyarakat untuk menanyakan atau mendiskusikan jika ada bagian yang belum dipahami baik mengenai teknik budidayanya maupun analisis ekonomi yang sebelumnya
telah disampaikan dan ditawarkan.
Dari sesi tanya jawab dan sesi diskusi antara anggota HKm dengan
pihak CV. Agro, sebagian besar masyarakat merasa keberatan dengan harga yang
ditawarkan. Menurut masyarakat harga tersebut terbilang sangat rendah bila
dipertimbangkan dengan jauhnya lahan garapan dan medan yang sulit sehingga
masyarakat merasa akan mengeluarkan biaya yang lebih untuk biaya pengangkutan
hasil keluar lahan. Akan tetapi, seperti apa yang telah dipaparkan oleh pihak CV sebelumnya terkait
harga yang ditawarkan yakni Rp 100 per kg merupakan
harga bersih tidak termasuk biaya bibit karena yang menyediakan bibit adalah
pihak CV. Harga sebesar Rp 100 itu merupakan harga serai yang masih ada dilahan kelola
masyarakat, jadi harga tersebut merupakan harga yang berasal dari hasil analisis oleh
pihak CV Agro termasuk juga dengan biaya angkut ditanggung oleh pihak CV. Selain
itu pihak CV menyatakan bahwa harga tersebut masih fleksibel tergantung dari
keadaan dan kondisi kedepannya seperti bagaimana biaya produksi dan lain sebagainya.
Pada pertemuan antara pihak CV. Agro dan anggota HKm Dongo Baru masih
belum mencapai kata sepakat karena anggota HKm masih belum menyetujui harga serai yang ditawarkan oleh pihak CV. Proses pertemuan berakhir dengan hasil bahwa
kesepakatan mengenai kerjasama akan dilakukan atau tidak, akan diputuskan pada
pertemuan selanjutnya setelah masyarakat berdiskusi dan manganalisis apakah
keuntungan dengan biaya produksi serta harga yang di tawarkan cocok atau tidak,
dan pertemuan ditutup pada pukul 11.45 WITA.
Survey lokasi HKm |
Kegiatan pertemuan ini kemudian dilanjutkan dengan mengujungi salah satu
blok HKm. Sembari melakukan survei, ketua kelompok menjelaskan
terkait HKm Sapit dimana ada beberapa lokasi blok yang berdampingan dengan
tanah milik warga serta kondisi bentang alam lokasi memiliki ketinggian 827-844
mdpl dengan kemiringan kurang dari 30% dan semakin keatas kondisi lahan semakin
landai serta memang pada sebagian sisi blok memiliki penutupan yang cukup rapat
namun semakin keatas penutupan semakin terbuka. Selain mengujungi beberapa lokasi,
informasi lain yang diperoleh ialah luas total HKm Dongo Baru adalah
450 ha yang dibagi kedalam 6 blok yang memiliki luas masing-masing mencapai
40-100 ha per blok. HKm tersebut dikelola oleh 2 desa tetapi sebagian besar berasal dari Desa Sapit. HKm Sapit tersebut telah di usulkan sejak
tahun 2008 tetapi baru mendapatkan pencadangan area (PA) oleh Kementerian Kehutanan pada bulan Mei 2014 dan mendapatkan ijin HKM pada bulan Mei 2016 sehingga
HKm tersebut baru berjalan kurang lebih 3 bulan. Survey lokasi tersebut
berjalan kira-kira 1 jam dan berakhit pada pukul 12.47 WITA. (Editor : MU)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar